... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Bisnis dengan Marketing sederhana namun Hasilnya sangat Luar Biasa.
Didukung satu Produk yang Luar Biasa.
Ionic Silver GT, Satu Produk Multi Manfaat.
Ionic Silver GT, Produk Luar biasa Khasiat Mendunia.
Bisnis dengan Marketing sederhana namun Hasilnya sangat Luar Biasa.
![]() |
ionic-silvergt.blogspot.com |
Klasifikasi baru | klasifikasi tradisional | kedalaman luka bakar | bentuk klinis |
---|---|---|---|
Superficial thickness | Derajat 1 | Lapisan Epidermis | Erythema( kemerahan ), Rasa sakit seperti tersengat, blisters( Gelembung cairan ) |
Partial thickness — superficial | Derajat 2 | Epidermis Superficial (Lapisan papillary) dermis | Blisters ( Gelembung cairan ), Cairan bening ketika gelembung dipecah, dan rasa sakit nyeri |
Partial thickness — deep | Deep (reticular) dermis | Sampai pada lapisan berwarna putih, Tidak terlalu sakit seperti superficial derajat 2. sulit dibedakan dari full thickness | |
Full thickness | Derajat 3 atau 4 | Dermis dan struktuir tubuh dibawah dermis Fascia, Tulang, or Otot | Berat, adanya eschar seperti kulit yang melelh, cairan berwarna , tidak didapatkan sensasi rasa sakit |
"Terapi sel punca (stem cell) ke depan diyakini bisa mengatasi HIV dan AIDS. Soalnya, sel punca yang merupakan sel induk dalam tubuh manusia bisa menggantikan sel-sel yang sudah mati. "Tetapi, ini masih teori. Karena penelitian medisnya belum ada. Ini merupakan harapan ke depan bagaimana penyembuhan penyakit dengan biomolekular," kata Dr Umar Zein DTM &H SpPD KPTI saat menjadi narasumber pada pertemuan tahunan yang diselenggarakan Perhimpunan Patobiologi Indonesia (PPI) Wilayah Sumut-Aceh di Hotel Santika, Medan, Sabtu (8/12).
Namun sebelum mencapai ke arah terapi sel punca untuk HIV dan AIDS, sebut Umar, saat ini sudah ada obat antiretroviral (ARV). ARV ini, bisa mencegah penularan virus ke orang lain. Tentunya, bagi mereka yang mengonsumsi ARV secara tepat. "Hasil penelitian, mengonsumsi ARV, maka virus (HIV-red) akan mencapai 0 persen. Itu berarti, tingkat penularannya sangat rendah sekali," jelas Umar.
Selain itu, katanya, di sembilan negara saat ini sudah mengembangkan terapi ARV bagi mereka yang berisiko terinfeksi HIV. "Bukti yang sudah ada, jika orang yang belum terinfeksi HIV mengonsumsi ARV selama sembilan bulan, maka tubuhnya bisa tidak terinfeksi HIV," jelas Umar.
Hanya saja, lanjutnya, mengonsumsi ARV bagi yang belum terinfeksi HIV (preekspos), aka ada masalah di antaranya, biaya mahal, keteraturan minum obat dan efek samping obat.
Sakit jantung
Narasumber lainnya, Prof Dr dr Hadyanto Lim MKes SpFK FESC FIBA FIHA mengangkat materi tentang terapi stem sel untuk regenerasi sel dalam penyakit jantung. "Intinya, kita menjelaskan perkembangan keilmuan dalam stem sel serta epigenik dalam penggunaan stem sel terhadap pasien penyakit jantung koroner dan gagal jantung," sebut Hadyanto Lim.
Menurutnya, penerapan ilmu molekular dari berbagai disiplin ilmu. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman dalam terapi penyakit dengan penggunaan pengetahuan molekular serta stem sel.
"Termasuk di dalamnya homing. Homing yaitu, mengetahui proses stem sel mencari tepat diperbaikinya," jelas Hadyanto lagi.
Selain itu, katanya, juga diterangkan soal terapan imaging molekular yang dapat mendeteksi proses terjadinya homing sesuai dengan target yang diharapkan. "Contohnya, cedera jantung. Setelah diberikan terapi stem sel, kemudian sel itu homing mencari tempat gangguan dan memperbaikinya baik di pembuluh darah maupun jantung," jelas Prof Lim.
Dekan FK Universitas Metodis Indonesia dr Robert Sinurat SpRad menambahkan, dengan molekular imaging diharapkan bisa mendeteksi dini suatu penyakit. Keakuratannya bisa 95 persen bisa memastikan penyakit dan letaknya. "Kemudian, sistem ini juga bisa mengevaluasi terapi stem sel yang diberikan. Alatnya ada, salah satunya Pet City," jelasnya.
Sebelumnya, Key Note Speaker Ketua PPI Pusat Prof Dr dr Suhartono Taat Putra MS menyajikan tentang "Peran Otak Sehat dan Sel Punca". Menurutnya, otak yang sehat akan berpikir sehat. Dengan pikiran yang sehat itu akan membantu pasien lebih cepat sembuh. Sebaliknya, walaupun digunakan terapi medis yang baik, tapi pasiennya tidak memiliki kepercayaan diri akan sembuh, maka penyakitnya sulit sembuh.
Turut juga menjadi narasumber Drs Andi Wijaya ApT PhD MBA yang merupakan komisaris Klinik Prodia. Andi mengangkat topic "A Closer Look at Cancer Stem Cell".
Ketua Panitia dr Delyuzar MKed SpPA (K) menyebutkan, acara tersebut merupakan agenda rutin tahunan bagi PPI Sumut-Aceh. Acara diikuti dua ratusan peserta yang merupakan para dokter. "Kita harapkan sistem biologi molekular ini bisa berkembang. Soalnya, dengan teknik ini semua disiplin ilmu bisa masuk dan bersatu dalam meningkatkan derajat kesehatan," sebutnya. Hanya saja, katanya, pemerintah diharapkan bisa memberikan perhatian dengan meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium. (nai)." *
"Pengembangan riset terhadap sel punca (stem cell) yang dilakukan PT Kalbe Farma Tbk mulai tahun depan akan memasuki skala komersial.Menyambung Pemberitaan diatas, sebenarnya di dalam Produk Ionic Silver GT mengandung Stem Cell Activator. Itu artinya produk ini mampu mengobati semua jenis penyakit yang diberitakan diatas.
Menurut Jimmy Susanto, Principal Investigator for Stem Cell & Cancer Institute (SCI) - Unit riset Kalbe Farma di bidang genetik dan stem cell - pengobatan dengan sel punca akan menjadi teknologi pengobatan terbaru untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker dan jantung.
"Kalau selama ini kita baru sampai tahap riset maka semoga pada tahun depan (2013) sudah ada yang ditingkatkan sampai skala komersial," kata Jimmy Susanto di Jakarta, Minggu.
Jimmy mengatakan, Kalbe melalui Stem Cell & Cancer Intitute (SCI) sengaja dibangun untuk memfokuskan penelitian pada sel punca. Kalbe, menurut Jimmy, melakukan penelitian sel punca dari mesenchymal stem cell dari orang dewasa.
Sel punca merupakan teknologi terkini di bidang kedokteran untuk meregenerasi sel-sel yang rusak, baik akibat usia, maupun penyakit, yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Kalbe Farma membangun Stem Cell & Cancer Institute pada tahun 2006 yang memfokuskan terhadap riset di bidang sel punca. Riset ini di luar negeri sudah memasuki skala komersial untuk pengobatan berbagai penyakit terutama jantung dan kanker.
Untuk mendapatkan sel punca sampai kepada skala komersial harus melalui berbagai tahapan mulai dari pengambilan sampel, uji laboratorium, barulah penerapan.
Jimmy mengatakan, SCI saat ini tengah memasuki tahap akhir riset sel punca untuk pengobatan penyakit jantung dan osteoarthritis atau kerusakan kartilago yang akan ditingkatkan dalam skala komersial tahun 2013.
Untuk menerapkan sistem pengobatan dengan sel punca harus terlebih dahulu mendapat izin dari Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pengembangan sel punca selain melalui perusahaan farmasi hanya dapat dilakukan pada rumah sakit tertentu saja yakni RSCM di Jakarta, RSHS di Bandung, dan RS Dr. Soetomo di Surabaya, serta rumah sakit pendidikan kelas II.
Sementara itu, Ahmad Ph.D dari Kalbe Genomics (KalGen) salah satu unit penelitian kanker Kalbe Farma mengatakan bahwa kanker merupakan penyakit akibat kerusakan atau perkembangan sel yang tidak normal. Melalui KalGen, tengah dikembangkan teknologi molekular untuk penyembuhan kanker.
Sejauh ini KalGen memberikan layanan untuk memberikan obat yang tepat bagi penderita kanker karena tidak semua penderita kanker cocok dengan pengobatan yang diberikan, ujarnya.
Seperti pemberian kemoterapi yang tidak bisa diberikan kepada setiap orang karena menyangkut gen bawaan dan ras dari seseorang.
Dia mencontohkan, obat pengencer darah ternyata tidak bisa diberikan kepada semua orang, karena kalau salah justru dapat mengakibatkan kematian.
Begitu juga dengan pengobatan kanker servik ada beberapa pasien yang sembuh dengan obat tertentu tetapi ada juga yang tidak berhasil, ujar dia.
KalGen di sini berupaya mencari solusi pengobatan yang tepat bagi penderita kanker minimal memberikan kualitas hidup lebih baik.
Terkait dengan perkembangan teknologi sel punca belum lama ini Kalbe menyelenggarakan dengan tema yang sama terhadap calon dokter dalam acara lustrum Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya." *