Halaman

Peluang Bisnis

Bisnis dengan Marketing sederhana namun Hasilnya sangat Luar Biasa.

Peluang Bisnis

Didukung satu Produk yang Luar Biasa.

Peluang Bisnis

Ionic Silver GT, Satu Produk Multi Manfaat.

Peluang Bisnis

Ionic Silver GT, Produk Luar biasa Khasiat Mendunia.

Peluang Bisnis

Bisnis dengan Marketing sederhana namun Hasilnya sangat Luar Biasa.

Tampilkan postingan dengan label Pemanfaatan Stem Cell. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemanfaatan Stem Cell. Tampilkan semua postingan

1/09/2013

Sel Punca (Stem Cell) Bisa Atasi HIV, AIDS dan Virus sejenis

Gak Percaya?...
Simak berita ini:

"Terapi sel punca (stem cell) ke depan diyakini bisa mengatasi HIV dan AIDS. Soalnya, sel punca yang merupakan sel induk dalam tubuh manusia bisa menggantikan sel-sel yang sudah mati. "Tetapi, ini masih teori. Karena penelitian medisnya belum ada. Ini merupakan harapan ke depan bagaimana penyembuhan penyakit dengan biomolekular," kata Dr Umar Zein DTM &H SpPD KPTI saat menjadi narasumber pada pertemuan tahunan yang diselenggarakan Perhimpunan Patobiologi Indonesia (PPI) Wilayah Sumut-Aceh di Hotel Santika, Medan, Sabtu (8/12).

Namun sebelum mencapai ke arah terapi sel punca untuk HIV dan AIDS, sebut Umar, saat ini sudah ada obat antiretroviral (ARV). ARV ini, bisa mencegah penularan virus ke orang lain. Tentunya, bagi mereka yang mengonsumsi ARV secara tepat. "Hasil penelitian, mengonsumsi ARV, maka virus (HIV-red) akan mencapai 0 persen. Itu berarti, tingkat penularannya sangat rendah sekali," jelas Umar.

Selain itu, katanya, di sembilan negara saat ini sudah mengembangkan terapi ARV bagi mereka yang berisiko terinfeksi HIV. "Bukti yang sudah ada, jika orang yang belum terinfeksi HIV mengonsumsi ARV selama sembilan bulan, maka tubuhnya bisa tidak terinfeksi HIV," jelas Umar.

Hanya saja, lanjutnya, mengonsumsi ARV bagi yang belum terinfeksi HIV (preekspos), aka ada masalah di antaranya, biaya mahal, keteraturan minum obat dan efek samping obat.

Sakit jantung

Narasumber lainnya, Prof Dr dr Hadyanto Lim MKes SpFK FESC FIBA FIHA mengangkat materi tentang terapi stem sel untuk regenerasi sel dalam penyakit jantung. "Intinya, kita menjelaskan perkembangan keilmuan dalam stem sel serta epigenik dalam penggunaan stem sel terhadap pasien penyakit jantung koroner dan gagal jantung," sebut Hadyanto Lim.

Menurutnya, penerapan ilmu molekular dari berbagai disiplin ilmu. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman dalam terapi penyakit dengan penggunaan pengetahuan molekular serta stem sel.

"Termasuk di dalamnya homing. Homing yaitu, mengetahui proses stem sel mencari tepat diperbaikinya," jelas Hadyanto lagi.

Selain itu, katanya, juga diterangkan soal terapan imaging molekular yang dapat mendeteksi proses terjadinya homing sesuai dengan target yang diharapkan. "Contohnya, cedera jantung. Setelah diberikan terapi stem sel, kemudian sel itu homing mencari tempat gangguan dan memperbaikinya baik di pembuluh darah maupun jantung," jelas Prof Lim.

Dekan FK Universitas Metodis Indonesia dr Robert Sinurat SpRad menambahkan, dengan molekular imaging diharapkan bisa mendeteksi dini suatu penyakit. Keakuratannya bisa 95 persen bisa memastikan penyakit dan letaknya. "Kemudian, sistem ini juga bisa mengevaluasi terapi stem sel yang diberikan. Alatnya ada, salah satunya Pet City," jelasnya.

Sebelumnya, Key Note Speaker Ketua PPI Pusat Prof Dr dr Suhartono Taat Putra MS menyajikan tentang "Peran Otak Sehat dan Sel Punca". Menurutnya, otak yang sehat akan berpikir sehat. Dengan pikiran yang sehat itu akan membantu pasien lebih cepat sembuh. Sebaliknya, walaupun digunakan terapi medis yang baik, tapi pasiennya tidak memiliki kepercayaan diri akan sembuh, maka penyakitnya sulit sembuh.

Turut juga menjadi narasumber Drs Andi Wijaya ApT PhD MBA yang merupakan komisaris Klinik Prodia. Andi mengangkat topic "A Closer Look at Cancer Stem Cell".

Ketua Panitia dr Delyuzar MKed SpPA (K) menyebutkan, acara tersebut merupakan agenda rutin tahunan bagi PPI Sumut-Aceh. Acara diikuti dua ratusan peserta yang merupakan para dokter. "Kita harapkan sistem biologi molekular ini bisa berkembang. Soalnya, dengan teknik ini semua disiplin ilmu bisa masuk dan bersatu dalam meningkatkan derajat kesehatan," sebutnya. Hanya saja, katanya, pemerintah diharapkan bisa memberikan perhatian dengan meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium. (nai)
." *

* sumber berita:  http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/10/93134/sel_punca_diyakini_bisa_atasi_hiv_dan_aids

1/08/2013

Pengembangan Stem Cell dan penerapannya baru akan di terapkan Kalbe Farma mulai tahun 2013

Berita disalah satu media online :
"Pengembangan riset terhadap sel punca (stem cell) yang dilakukan PT Kalbe Farma Tbk mulai tahun depan akan memasuki skala komersial.

Menurut Jimmy Susanto, Principal Investigator for Stem Cell & Cancer Institute (SCI) - Unit riset Kalbe Farma di bidang genetik dan stem cell - pengobatan dengan sel punca akan menjadi teknologi pengobatan terbaru untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker dan jantung.

"Kalau selama ini kita baru sampai tahap riset maka semoga pada tahun depan (2013) sudah ada yang ditingkatkan sampai skala komersial," kata  Jimmy Susanto di Jakarta, Minggu.

Jimmy mengatakan, Kalbe melalui  Stem Cell & Cancer Intitute (SCI) sengaja dibangun untuk memfokuskan penelitian pada sel punca. Kalbe, menurut Jimmy, melakukan penelitian sel punca dari mesenchymal stem cell dari orang dewasa.
Sel punca merupakan teknologi terkini di bidang kedokteran untuk meregenerasi sel-sel yang rusak, baik akibat usia, maupun penyakit, yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Kalbe Farma membangun Stem Cell & Cancer Institute pada tahun 2006 yang memfokuskan terhadap riset di bidang sel punca. Riset ini di luar negeri sudah memasuki skala komersial untuk pengobatan berbagai penyakit terutama jantung dan kanker.
Untuk mendapatkan sel punca sampai kepada skala komersial harus melalui berbagai tahapan mulai dari pengambilan sampel, uji laboratorium, barulah penerapan.
Jimmy mengatakan, SCI saat ini tengah memasuki tahap akhir riset sel punca untuk pengobatan penyakit jantung dan osteoarthritis atau kerusakan kartilago yang akan ditingkatkan dalam skala komersial tahun 2013.
Untuk menerapkan sistem pengobatan dengan sel punca harus terlebih dahulu mendapat izin dari Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pengembangan sel punca selain melalui perusahaan farmasi hanya dapat dilakukan pada rumah sakit tertentu saja yakni RSCM di Jakarta, RSHS di Bandung, dan RS Dr. Soetomo di Surabaya, serta rumah sakit pendidikan kelas II.
Sementara itu, Ahmad Ph.D dari Kalbe Genomics (KalGen) salah satu unit penelitian kanker Kalbe Farma mengatakan bahwa kanker merupakan penyakit akibat kerusakan atau perkembangan sel yang tidak normal. Melalui KalGen, tengah dikembangkan teknologi molekular untuk penyembuhan kanker.
Sejauh ini KalGen memberikan layanan untuk memberikan obat yang tepat bagi penderita kanker karena tidak semua penderita kanker cocok dengan pengobatan yang diberikan, ujarnya.
Seperti pemberian kemoterapi yang tidak bisa diberikan kepada setiap orang karena menyangkut gen bawaan dan ras dari seseorang.
Dia mencontohkan,  obat pengencer darah ternyata tidak bisa diberikan kepada semua orang, karena kalau salah justru dapat mengakibatkan kematian.
Begitu juga dengan pengobatan kanker servik ada beberapa pasien yang sembuh dengan obat tertentu tetapi ada juga yang tidak berhasil, ujar dia.
KalGen di sini berupaya mencari solusi pengobatan yang tepat bagi penderita kanker minimal memberikan kualitas hidup lebih baik.
Terkait dengan perkembangan teknologi sel punca belum lama ini Kalbe menyelenggarakan dengan tema yang sama terhadap calon dokter dalam acara lustrum Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya." *
Menyambung Pemberitaan diatas, sebenarnya di dalam Produk Ionic Silver GT mengandung Stem Cell Activator. Itu artinya produk ini mampu mengobati semua jenis penyakit yang diberitakan diatas.

Jika sebuah perusahaan Obat ternama di Indonesia ini sudah membuka mata untuk meneliti dan akan memasarkan kandungan stem cell ini, apakah Anda masih gelap mata akan Kehebatan Ionic Silver gt?

Pilihan ada di tangan Anda,
yang pasti, Kami akan memberikan Harga yang pantas dan terjangkau untuk mengobati semua keluhan penyakit Anda....

Terima kasih,



* sumber berita: http://banten.antaranews.com/berita/18266/kalbe-masuki-skala-komersial-pengembangan-sel-punca

6/27/2012

Lebih Lanjut Tentang Stem Cell

Pemanfaatan stem cell di bidang kedokteran dan kesehatan

Stem cell merupakan sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai dua sifat, yaitu kemampuan untuk berdiferensiasi dan untuk meperbaharui dirinya sendiri. Berdasarkan kemampuan diferensiasinya, stem cell dibagi atas totipoten, pluripoten, multipoten, dan unipoten. Stem cell dapat diperoleh dari zigot, embrionik, fetus, darah tali pusar, dan jaringan dewasa.[1]

Penggunaan stem cell sangat bermanfaat di bidang kedokteran dan dibagi menjadi penggunaan untuk bidang riset dan terapi medis (cell based therapy):

    Peran stem cell dalam riset:

1. Terapi gen

Salah satu penggunaan stem cell adalah untuk terapi gen. Penggunaan hematopoietic stem cell untuk pengobatan penyakit hematopoietic seperti anemia sel sabit telah lama diteliti. Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.[2]

2. Mengetahui proses biologi

Stem cell dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.

3. Penemuan dan pengembangan obat baru

Stem cell dapat dipergunakan untuk mempelajari efek obat tertentu di dalam jaringan.

4. Replacement therapy

Stem cell dapat hidup di luar tubuh manusia, sehingga dapat dimanipulasi tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditranplantasikan untuk mengganti orang yang rusak.[3]

    Penggunaan stem cell untuk cell based therapy

Tiga golongan penyakit yang dapat diatasi dengan stem cell:

1. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat respon imun yang berlebihan, sehingga menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.

2. Penyakit degeneratif

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang menyerang fungsi atau struktur tubuh seiring dengan berjalan waktu. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.

3. Penyakit keganasan

Prinsip terapi stem cell pada penyakit keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya

Contoh penyakit yang dapat diatasi dengan cell based therapy:

1. Stem cell untuk pengobatan diabetes

Penggunaan stem cell pada pengobatan diabetes mengacu kepada penyakit diabetes melitus tipe 1. Pada penyakit ini, sel beta pulau Langerhans tidak diproduksi sehingga terjadi kekurangan insulin pada penderita. Insulin tersebut seyogyanya berperan dalam menjaga homeostasis karbohidrat.

Untuk mengobati penyakit tersebut, metode stem cell berperan dalam transplantasi sel pulau Langerhans untuk memenuhi kebutuhan insulin. Sekira sepuluh tahun yang lalu, hanya delapan persen transplantasi stem cell yang berhasil. Ini dikarenakan tingginya reaksi penolakan sehingga penderita membutuhkan asupan steroid; padahal semakin besar kebutuhan steroid semakin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk di Kanada telah menuntun kepada protokol yang lebih baik dan pemanfaatan glukokortikoid-free immunosupresi dalam melakukan transplantasi sel pulau Langerhans, sehingga kebutuhan akan steroid dapat ditekan. Hal ini meningkatkan angka keberhasilan hingga mencapai seratus persen.[4]

2. Stem cell untuk skin replacement

Penelitian yang diusung oleh Taylor dkk menemukan bahwa keratinosit folikel rambut yang dicabut dapat memproduksi epidermis.[5] Hal ini memungkinkan untuk terjadinya transplantasi autolog, sehingga meminimalisir reaksi penolakan yang terjadi. Metode ini mampu menolong penderita luka bakar, ulkus vena, dan lain-lain.

3. Stem cell untuk pengobatan stroke

Pada penderita stroke, baik stroke iskemik maupun hemorragik, terjadi kematian pada sel-sel otak. Dahulu dianggap bahwa penyakit stroke adalah penyakit menetap, mengingat bahwa sel-sel otak merupakan sel yang tidak dapat membelah. Namun penelitian yang dilakukan oleh Oh Young Bang dkk dari Universitas Ajou Korea menemukan bahwa infus intravena sel-sel mesenkim dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Penelitian ini menggunakan lima orang yang diberi infus intravena dan dua puluh lima orang sebagai kontrol (tidak diberi infus). Setahun setelah pemberian infus intravena, maka kedua kelompok dibandingkan dan didapatkan pengurangan defisit neurologis dan peningkatan bermakna fungsi-fungsi tubuh pada subyek penelitian yang mendapat infus intravena. Hal itu juga ditunjang dari pemeriksaan index Barthel dan skor Rankin.[6]

4. Stem cell untuk pengobatan parkinson

Penyakit parkinson ditandai dengan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron-neuron dopaminergik. Dopamin ini berfungsi dalam gerakan tubuh yang sangat halus, sehingga kematian neuron tersebut sangat mempengaruhi dalam pergerakan tubuh. Melalui transplantasi stem cell, diharapkan dapat mengganti neuron dopamin yang sudah mati untuk berikutnya dapat mengurangi gejala penyakit parkinson.

Pada tahun 2001, penelitian yang dilaksanakan menggunakan jaringan mesenkimal yang mengandung neuron dopamin kemudian ditanamkan pada otak penderita parkinson berat. Hasilnya dipantau dengan pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) dan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas neuron dopamin, namun peningkatan ini tidak bermakna pada penderita yang berusia sangat tua.[7]

5. Stem cell untuk pengobatan jantung

Penelitian yang diusung oleh Strauer dkk berupa pencangkokan mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang mengalami infark pada saat PCTA enam hari setelah infark miokard akut pada kelompok kasus, dan tanpa pencangkokan pada kelompok kontrol. Hasilnya berupa area infark yang mengecil serta volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard yang lebih baik pada kelompok kasus daripada pada kelompok kontrol.[8]

Daftar Pustaka:
[1] Wikipedia The Free Encyclopedia [Online]. 2009 February 17 [cited 2009 February 25]; Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Stem_cell

[2] Bank A, Hammer A. Hematopoietic Stem Cell Gene Therapy: Selecting Only the Best. Journal of Clinical Investigation [serial online] 2003 November [cited 2009 February 25]; 112(10):[1478-1480]. Available from: URL:http://www.jci.org/articles/view/20336/version/1

[3] Saputra V. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi Aplikasinya dalam Ilmu Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran [serial online] 2006 [cited 2009 February 25]; 153: [21-25]. Available from: URL:http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/153_12Dasarstemcelldanpotensiaplikasinya.pdf/153_12Dasarstemcelldanpotensiaplikasinya.html

[4] Shapiro J, Lakey J, Ryan E, Korbutt G, Toth E, Warnock G, et al. Islet Transplantation in Seven Patients with Type 1 Diabetes Mellitus Using a Glucocorticoid-Free Immunosuppressive Regimen. The new England Journal of Medicine [serial online] 2000 July [cited 2009 February 24]; 343(4):[230-238]. Available from: URL:http://content.nejm.org/cgi/content/short/343/4/230

[5] Taylor G, Lehrer M, Jensen P, Sun T, Lavker R. Involvement of Follicular Stem Cells in Forming Not Only the Follicle but Also the Epidermis. Cell [serial online] 2000 August [cited 2009 February 24]; 102(4):[451-461]. Available from: URL:http://www.cell.com/retrieve/pii/S0092867400000507

[6] Bang O, Jin S, Lee P, Lee G. Autologous mesenchymal stem cell transplantation in stroke patients. Annals of Neurology [serial online] 2005 [cited 2009 February 24]; 57(6):[874-882]. Available from: URL:http://dx.doi.org/10.1002/ana.20501

[7] Freed C, Greene P, Breeze R, Tsai W, DuMouchel W, Kao R, et al. Transplantation of Embryonic Dopamine Neurons for Severe Parkinson’s Disease. The new England Journal of Medicine [serial online] 2001 March [cited 2009 February 24]; 344(10):[710-719]. Available from: URL:http://content.nejm.org/cgi/content/abstract/344/10/710

[8] Strauer BE, Brehm M, Zeus T, Gattermann N, Hernandez A, Sorg RV, et al. Stem-Cell Transplantation in Myocardial Infarction. Circulation [serial online] 2002 October [cited 2009 February 24]; 106(15);[1913-1918]. Available from: URL:http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/106/15/1913